Wagub Seno Aji Ingatkan Ancaman Deforestasi Mangrove, Perlu Kolaborasi Semua Pihak
Wagub Seno Aji Ingatkan Ancaman Deforestasi Mangrove, Perlu Kolaborasi Semua Pihak

Samarinda – Kondisi ekosistem mangrove di Kalimantan Timur kini berada dalam situasi memprihatinkan. Wakil Gubernur Kaltim, H. Seno Aji, mengungkapkan bahwa luas mangrove di provinsi ini yang pada era 1970–1980-an mencapai 950.000 hektare, kini menyusut drastis menjadi sekitar 240.000 hektare.

"Dulu mangrove kita sangat luas dan hijau, terutama di Delta Mahakam. Sekarang, banyak yang hilang akibat alih fungsi lahan, aktivitas industri, dan pembangunan infrastruktur," ujar Seno saat membuka Talkshow Hari Mangrove Sedunia di Pendopo Odah Etam, Selasa (26/8/2025).

Ia mencontohkan kondisi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada 1994, kawasan mangrove di daerah itu mencapai 50 ribu hektare. Namun, pada 2024 hanya tersisa 23 ribu hektare. Penyebabnya, selain pembukaan lahan, juga karena aktivitas pertambangan dan penebangan.

Berdasarkan kajian 2004–2024, deforestasi mangrove di Kaltim sebagian besar terjadi di Area Penggunaan Lain (APL) dan hutan produksi. Lokasi-lokasi ini umumnya memiliki akses transportasi sungai dan darat yang memudahkan aktivitas eksploitasi.

Selain kehilangan luas kawasan, upaya rehabilitasi pun tidak selalu berjalan mulus. Tingkat keberhasilan penanaman mangrove hanya berkisar 30–40 persen, dipengaruhi faktor salinitas, gelombang besar, dan kondisi tanah.

Seno mengingatkan, jika tidak ada langkah serius, abrasi pesisir dan hilangnya habitat biota laut akan menjadi ancaman nyata. 

"Kita harus melindungi mangrove yang masih ada, bukan hanya menanam yang baru. Kolaborasi adalah kunci," tegasnya. (rey/pt)