Samarinda – Musim Haji tahun 2025 tinggal menghitung hari, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan kesiapannya dalam memberangkatkan jamaah haji ke Tanah Suci. Persiapan administrasi, pelatihan mental-spiritual, hingga layanan khusus lansia telah dimatangkan demi kelancaran pelaksanaan ibadah haji.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Kaltim, Mohlis, mengungkapkan bahwa kloter (kelompok terbang) pertama akan masuk Asrama Haji Balikpapan pada 5 Mei dan diberangkatkan menuju Arab Saudi sehari setelahnya, tepatnya 6 Mei 2025.
“Kloter pertama siap diberangkatkan tanggal 6 Mei dari Embarkasi Balikpapan,” ujar Mohlis pada acara Ngapeh TVRI Kaltim, Senin (5/5/2025).
Seluruh calon jamaah haji (CJH) dari Kaltim telah melalui proses verifikasi dokumen secara ketat. Kemenag memastikan bahwa setiap jamaah telah melengkapi syarat-syarat administratif agar tidak terjadi kendala saat keberangkatan maupun pelaksanaan ibadah di Arab Saudi.
Tak hanya urusan dokumen, Kemenag Kaltim juga memberikan pembinaan rohani secara menyeluruh. Para CJH dibekali pemahaman keagamaan serta pelatihan teknis untuk memperkuat keimanan dan mempersiapkan mental dalam menjalankan ibadah haji.
Ia mengatakan, Tahun ini terdapat perbedaan dalam jumlah petugas pendamping haji dibanding tahun sebelumnya. Mohlis menjelaskan, jika sebelumnya setiap kloter didampingi lima petugas, kini hanya empat yang menyertai.
“Dulu ada lima, sekarang hanya empat. Satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah, dan dua tenaga kesehatan,” jelasnya. Penambahan tenaga kesehatan dari satu menjadi dua orang merupakan hasil negosiasi antara Menteri Agama RI dengan otoritas Arab Saudi.
Meski terjadi pengurangan petugas, Kemenag tetap optimis bahwa pelayanan terhadap jamaah tetap optimal. Jumlah jamaah per kloter juga mengalami peningkatan menjadi sekitar 360 orang, naik dari sebelumnya 334, sehingga total kloter Kaltim berkurang dari 19 menjadi 16.
Kebijakan pengurangan jumlah petugas ini mengikuti aturan dari Pemerintah Arab Saudi yang hanya mengizinkan satu persen dari total jamaah sebagai petugas haji.
Selain itu, ia menyebut Sisi positif lainnya datang dari kondisi kesehatan calon jamaah haji Kaltim. Berdasarkan data kesehatan, hanya sekitar 15 persen CJH yang masuk kategori risiko tinggi (risti) berat.
Selebihnya dalam kondisi lebih baik: 16 persen risti sedang, 30 persen risti ringan dan 38 persen non-risti alias sehat.
“Jumlah jamaah yang benar-benar sehat mencapai 1.218 orang. Ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya,” ungkap Mohlis dengan optimis.
Ia pun berharap seluruh jamaah dapat menjalani ibadah dengan lancar dan dalam kondisi sehat, baik saat berangkat, selama di Tanah Suci, maupun saat proses pemulangan nanti. (rey/pt)