Pemprov Kaltim Perjuangkan Akses Telekomunikasi Hingga ke Pelosok, Wujudkan Transformasi Digital di Wilayah Desa

Samarinda  – Era transformasi digital telah menembus batas ruang dan waktu. Setiap sudut dunia, kini bisa saling terhubung secara digital. Namun dibalik perubahan besar itu, masih banyak desa-desa di wilayah terpencil yang belum menikmati kehadiran transformasi digital kerena keterbatasan akses infrastruktur jaringan. 

Salah satunya di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terus bergerak memperbaiki akses infrastruktur jaringan di pelosok desa-desa yang belum tersentuh akses jaringan internet. 

Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal mengungkap visi besar Pemprov membawa masyarakat pedesaan ke dalam dunia digital.

“Tantangan terbesar ada pada infrastruktur. Kita harus memahami bahwa infrastruktur dasar itu bukan hanya soal jalan dan jembatan, tapi juga jaringan telekomunikasi,” ungkapnya dalam Talkshow Radio Smart FM di Studio Diskominfo Kaltim, Selasa (17/6/2025) dengan tema, Transformasi Digital di Pedesaan.

Ia menggambarkan betapa sulitnya membangun koneksi internet di wilayah luas seperti Kaltim yang memiliki geografis 127 ribu km2 setara Pulau Jawa. Namun hanya memiliki 11 entitas pemerintah daerah yang terdiri 10 kabupaten/kota dan 1 provinsi dengan populasi 4 juta penduduk. Tak sebanding dengan Pulau Jawa yang memiliki luasan seluas Kaltim. Namun memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dengan ratusan entitas pemerintah daerah. 

“Jangankan internet, bangun jalan saja pakai APBD Kaltim tidak cukup. Ditambah lagi, perusahaan telekomunikasi swasta akan berpikir untung rugi sebelum membangun jaringan ke pedalaman seperti Mahulu misalnya,” jelas Faisal.

Namun ia optimis. Pemprov Kaltim kata dia, terus menggalakkan berbagai upaya dalam membangun akses telekomunikasi hingga ke pelosok desa. Salah satunya melalui jaringan fiber optik (FO) yang terhubung dalam sistem jaringan Palapa Ring. 

“Fiber optik adalah satu-satunya solusi internet murah dan cepat. Tapi kita juga hadapi tantangan kabel FO yang sering putus karena digigit binatang, tergilas alat tambang, hingga putus karena aktivitas perkebunan,” ungkapnya.

Selain infrastruktur, Faisal menyoroti pentingnya literasi digital. Menurutnya, masyarakat harus dibekali pemahaman untuk menggunakan teknologi secara produktif.

Transformasi digital, lanjut Faisal, juga mampu mendorong pertumbuhan UMKM desa lewat digital marketing. “Kita tak hanya buka akses, tapi juga dorong kolaborasi untuk branding desa, promosi, hingga pengembangan potensi ekonomi lokal.” 

Ia juga menegaskan perlunya melibatkan perangkat desa dalam pelatihan literasi digital, serta menjaga keamanan data dan informasi sebagai fondasi digitalisasi desa yang berkelanjutan. (KRV/pt)