Pasca Ramadan dan Idulfitri 1446 H, Inflasi Kaltim Tetap Terkendali dan Stabil

Samarinda - Inflasi Kalimantan Timur pada April 2025 tercatat lebih terkendali dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Hal ini mencerminkan kondisi harga yang relatif stabil pasca momentum Ramadan dan periode cuti bersama, serta menunjukan keberlanjutan upaya pengendalian inflasi di daerah.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur pada periode April 2025 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,90 persen (mtm) atau mengalami inflasi tahunan dan tahun kalender masing-masing sebesar 1,57 persen (yoy) dan 1,66 persen (ytd).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Budi Widihartanto mengungkapkan  secara bulanan, IHK April 2025 Provinsi Kalimantan Timur turun dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 2,02 persen (mtm).

“Secara tahunan IHK Provinsi Kalimantan Timur tercatat lebih rendah dibandingkan dengan realisasi IHK nasional yang sebesar 1,95 persen (yoy),”terang Budi dalam keterangan resminya, Senin (5/5/2025).

Inflasi Kalimantan Timur periode April 2025 utamanya disumbangkan oleh kelompok perumahan, listrik, air, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi sebesar 0,79 persen (mtm).

Budi menjelaskan Inflasi pada kelompok ini utamanya disebabkan oleh kenaikan tarif listrik seiring dengan berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik yang berlangsung pada Januari sampai dengan Februari 2025. Selain itu, peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau turut menjadi penyumbang inflasi pada periode April 2025, khususnya akibat peningkatan curah hujan yang berdampak pada penurunan produksi.

Sejumlah komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga paling tinggi di antaranya, daging ayam ras, kangkung, bayam, tomat, dan ikan tongkol. Namun demikian, laju inflasi turut ditekan oleh penurunan sejumlah komoditas seperti angkutan udara, cabai rawit, udang basah, bensin, tarif pulsa ponsel.

Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kaltim oleh TPID se-Kaltim. Guna memastikan ketersediaan pasokan terus melakukan produksi pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani melalui berbagai program antara lain: mekanisasi pertanian, bantuan pupuk, bantuan sarana dan prasarana tani seperti agriculture drone sprayer, combine harvester serta digital farming kepada kelompok tani di wilayah Kalimantan Timur.

Salah satu upaya untuk menjaga keterjangkauan harga Gerakan Pangan Murah (GPM) terus di gencarkan oleh TPID Se-Kalimantan Timur. Untuk mendukung Kelancaran Distribusi telah dilakukan upaya untuk mendukung Fasilitasi Distribusi Pangan kepada Poktan dan KWT pada kegiatan GPM dengan komoditas pangan mencakup aneka cabai dan sayur mayur.

Selain itu, telah di resmikan kios pengendali inflasi pertama oleh TPID Kab Kutai Kartanegara. Sebagai penguatan komunikasi efektif, Komunikasi antar TPID Se-Kaltim terus dilakukan melalui rapat koordinasi untuk mengambil langkah konkret, upaya pengendalian ekspektasi masyarakat melalui Ulama Peduli Inflasi, mensosialisasikan diversifikasi pangan dalam rangka mendukung penguatan ketahanan pangan di kalimantan timur dan peningkatan kesejahteraan petani serta keluarga serta terus melakukan Himbauan belanja bijak.

Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K, serta mendorong realisasi investasi private sektor bisa tumbuh lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kaltim yang tinggi dan berkelanjutan serta inflasi kalimantan timur yang rendah dan stabil. (Prb/ty)