Kaltim Targetkan Penurunan Stunting 1,6 Persen di 2024

Samarinda - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya keras dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia. Dalam upaya tersebut, BKKBN menerapkan pendekatan selektif dengan fokus pada keluarga berisiko stunting.

“Kami memulai intervensi dari keluarga berisiko stunting,”ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto saat menjadi narasumber terkait Gerak Cepat Atasi Stunting Kaltim, Rabu (21/8).

Beberapa kelompok sasaran utama dalam program ini adalah remaja putri, ibu hamil, dan ibu menyusui. Remaja putri calon pengantin menjadi perhatian khusus karena anemia pada remaja dapat berisiko pada kehamilan.

Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sebanyak enam kali, termasuk dua kali USG. Sementara itu, ibu menyusui diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi .

Menyadari bahwa penurunan angka stunting hanya sebesar 1 persen dari 23,9 persen menjadi 22,9 persen, BKKBN mengubah strategi dengan menerapkan Seleksi Dampingan Aksi (SIDAK). Melalui SIDAK, keluarga berisiko stunting dikategorikan menjadi prioritas dan super prioritas. Kelompok yang masuk dalam kategori super prioritas akan mendapatkan pendampingan intensif dan diberikan bantuan tambahan makanan untuk mempercepat perbaikan gizi.

Dengan pendekatan SIDAK, diharpkan dapat mempercepat penurunan angka stunting. Dirinya meyakin dengan upaya yang lebih terfokus dan dukungan dari berbagai pihak, target penurunan angka stunting menjadi 21,3 persen pada tahun 2024, dengan optimisme bahwa penurunan sebesar 1,6 persen dapat tercapai.

Selain itu, BKKBN juga melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat, dalam upaya penurunan stunting. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan bapak asuh untuk membantu anak-anak stunting.

Sunarto juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam upaya penurunan stunting. Kebiasaan makan bersama dalam keluarga dianggap sangat penting untuk menanamkan pola makan sehat.

“Meja makan menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak tentang pola makan yang sehat,” terangnya.

Dalam upaya penurunan stunting, BKKBN juga melakukan intervensi sensitif dan spesifik.

Pihaknya akan membangun dua titik penyediaan air bersih, yakni di Guntung, Kota Bontang, dan desa Sabitulung di Kecamatan Muara, Kabupaten Kukar. (Prb/ty)